Di awal bulan November 2020, disaat saya memasuki umur yang ke dua puluh dua, saya pernah berkata pada diri saya sendiri: Seseorang pernah berkata bahwa, ketika kamu sudah merasa nyaman di jalanmu, maka Tuhan akan memindahkanmu ke jalan yang lain. Maka, ketika hal itu terjadi, Tuhan, berikanlah hambaMu ini kekuatan dan kemudahan untuk melaluinya. Tidak sampai sebulan kemudian, apa yang saya katakan itu benar-benar terjadi. Akhirnya, Tuhan benar-benar menempatkanku di jalan yang baru, jalan yang tidak saya sangka akan terjadi. Salah satu orang yang sangat saya percayai dan cintai, berbalik meninggalkan saya tanpa peringatan. Me, in Week 45 2020: " Finally, 2021 is only 7 weeks away. 2020 won't absolutely get any worse, right? ". Later, Week 49 2020: " Hold my tea and biscuits! " Kala itu, saya benar-benar tidak tahu apa yang saya harus lakukan. Segala cara dan upaya untuk melakukan negosiasi telah berjalan sia-sia. Dalam beberapa bulan pertama, sebagai orang y
Sebagai seorang laki - laki, saya sama sekali tidak mengikuti perkembangan dunia kecantikan. Tetapi, jika saya diminta untuk menyebut 1 merk kosmetik Indonesia, hal pertama yang ada di pikiran saya adalah "Wardah". Seperti banyak orang pada umumnya, saya mengenal nama "Wardah" lebih dahulu daripada "Paragon". Tetapi, bukan berarti saya baru mengenal Paragon ketika saya mendekati lulus dan baru mencari pekerjaan. Berikut adalah perjalanan saya mengenal Paragon Technology and Innovation. Exposure pertama saya terhadap Paragon (saat itu sebagai Pusaka Tradisi Ibu) adalah melalui brand Wardah. Saya ingat kala itu di tahun 2009, orang tua saya selesai menunaikan ibadah haji, Ibu saya membawa pulang beberapa produk Wardah, salah satu yang paling saya ingat adalah Lip Balm . Lip Balm itu akhirnya selalu saya pakai karena bibir saya selalu kering dan tidak lembab, dan jika Lip Balm itu habis, Lip Balm tersebut di beli lagi. Lalu di 2011, kami sekeluarga menjal