Langsung ke konten utama

Jakarta - Yogyakarta dengan GA212

Karena lagi gabut dan ingin membuat blog ini menjadi lebih berisi, jadi aku akan menulis sebuah trip report yang sebenernya nggak terencana, tetapi karena dokumenasinya lumayan banyak, jadi ndak ada salahnya nulis lagi hahaha.

(PERINGATAN: KONTEN KAYA AKAN FOTO)
Mari kita mulai!


Flight ini adalah Flight GA212 kedua yang pernah aku naiki seumur hidup. Nah, pertama kali naik flight ini itu pas di tanggal 02 Januari 2014, alias saat masih kelas 2 SMA.

Sedikit cerita, perjalanan ini adalah perjalanan pulang menuju Yogyakarta. Setelah tinggal selama 2 bulan di Jakarta untuk menjalani Kerja Praktik (2 SKS bung!!) di suatu perusahaan teknologi yang berkantor di dekat Plaza Indonesia. Maka hari Sabtu, waktunya pamitan dan kembali ke Jogja untuk menjalankan kuliah seperti biasanya. (daaan bikin laporan Intern pula)

Log:

No. Penerbangan : GA212
Rute : Jakarta - Yogyakarta
Airframe: Boeing 737-800 - PK-GFF
Kursi : 21C
Tanggal: 03 Maret 2018



Dari tempat kos saya di daerah Setiabudi, menuju Bandara Soekarno Hatta terminal 3, hanya membutuhkan waktu selama 45 menit dan biaya 100rb berdua teman saya dengan moda transportasi Go-Car.

Ini agak ngeblur...

Tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dan pertama kali menginjakkan Terminal 3 di tahun 2018, memang, megah sekali ini terminal! Tapi ya, megah aja sih, tetep belum bisa ngalahin T2 sama T3 Changi WKWKWK, apalagi terminal 4 nya tuh yang baru dibuka... (aku nggak paham kenapa para netizen Singapura pada ngekritik habis2an Terminal 4 itu)

Check-in island-nya GA

Check in counternya GA, khusus kelas C, F maupun pemegang GarudaMiles

Setelah muter2 nggak jelas sambil nunggu check-in dibuka (dan ternyata udah bisa check in walaupun belum 2 jam), saya melakukan check-in, tetapi dengan sedikit kejutan...

Karena saya secara teknis balik kampung, tentunya saya harus membawa seluruh barang bawaan saya ke Yogyakarta. Aku bawa 2 tas koper, dan total beratnya nyampe 28 kg! Yaahh, akhirnya melayang tuh 113rb buat bayar kompensasi kelebihan bagasi 8 kg. Dan teman saya juga demikian, bahkan dia kelebihan 10 kg! Saya dan teman saya cuman bisa pasrah wkwkwk.

Check in selesai, lalu ambil duit di salah satu bagian taman yang dulunya itu adalah "perosotan" tempat jalur bagasi. Menurut saya, kehadiran taman nya itu well banget sih, tapi karena lighting terminalnya yang menurut saya kurang, jadinya nggak terlalu indah tamannya.. Tapi, lebih baik ada daripada tiada, sih! Setelah ambil duit, makan lah kami di BK, yang harganya 10rb lebih mahal daripada gerainya yang lain di luar bandara.

Boarding Pass dibalik pamflet buat penempelan tag bagasi


Pemandangan dari gerai Burger King, such a gorgeous view!

Setelah makan, kami langsung ke ruang tunggu keberangkatan, yang ada di lantai bawah. Dan selama di lantai bawah, i kept enchanted by those big windows overlooking the apron with those beautiful Garuda birds parked there. Saya lupa kalau terminal 3 ini adalah sarangnya GA dan beberapa maskapai internasional lain...

Pemeriksaan cabin baggage

Setelah pemeriksaan security

Setelah pemeriksaan security

Hadeeeehhh


Spotting time!

Semacam kakak beradik tapi beda asal manufaktur

Ada yang minta dipotoin

Airbus A330-300 dengan nomer rego PK-GPN, Duh ayune.

Duo A330 yang saya lupa mau kemana mereka

Lalu saya berjalan menuju gate keberangkatan saya yang nun jauuuhhh di ujung sana, bahkan sampai disediakan layanan golf cart secara gratis bagi orang-orang yang tidak kuat jalan jauh, keburu-buru (ya kali lari) atau mager. Sebenernya ada sih travelatornya, tapi kok patah-patah gtu, nggak sekalian dibikin panjang aja? (di sisi UX nya rada kurang)


Travelator yang nanggung


Flight-nya temen saya ke SOC

Temenku berangkat ke Solo, aku ke Yogyakarta, setelah menunggu beberapa menit nyantai2 di kursi di dekat gate keberangkatan dia, akhirnya berkumandang panggilan flight-nya ke Solo, see you there! 

Flight saya ke JOG, seekor Boeing 737-8U3 dengan nomer rego PK-GFF yang udah relatif tua. 

Maka, aku pindah ke gate keberangkatanku, sempet foto2, dan akhirnya berkumandanglah panggilan flight saya ke Yogyakarta.

Saatnya boarding!
Actual boarding time: 1350 Hours


Salah satu hal yang saya sukai di Terminal 3 Ultimate ini adalah keberadaan aerobridge-nya. Adem dan pandangan visual keluarnya well.


Yah, walaupun banyak rangkanya sih

Logo Skyteam tepat di sebelah pintu





Loadnya sekitar 75% untuk rute ini, dan biasanya seat tengah pada kosong, termasuk di baris saya, dimana row tengahnya kosong, dan di sisi aisle nya ada emak emak muda.

Flight kali ini Codeshare sama KLM (lupa flightnya berapa) hal ini ditandai dengan adanya pasangan bapak-ibu yang udah sepuh dari Belanda yang entah mereka ngapain ke Jogja, liburan atau mungkin ngisi kuliah?

Dan sesi pushback selesai

Disaat mulai sesi taxiing, safety video diputer, tapi nggak sempet difoto, terlalu merhatiin :) Sayangnya safety videonya gapernah diupdate lagi dari tahun 2012-an. Sayang banget sih, soalnya safety video nya GA bisa jadi ajang promosi budaya Indonesia :')

Karena jam 1 siang merupakan salah satu busy hours nya CGK, maka kita dapet antrian ke-8 buat takeoff, belum lagi dihitung sama airframe2 yang mau landing. Yeah, it sucks indeed :>

Giliran ID yang takeoff ke wilayah Sumatra

NAM Air 735 dan papa Garuda 77W antre dibelakang kami

Daaan akhirnya meninggalkan Jakarta

Promosi aliansi siber antar maskapai Skyteam

Armada baru GA, yaitu Boeing 737-8 Max PK-GDA. Sementara ini dia masih menjomblo :))



Getting into the cruising altitude


Pramugara dan Pramugari beraksi :))


Snack Box alias cemilan untuk flight ini


Ditemani sama jus apel dan air putih, the only drink i prefer when taking flights :)) Makin kesini kok makin minimalis ya sneknya :/


Akhirnya udah di posisi cruising altitude, di sekitar Cilacap kalo nggak salah


You are so Gorgeus it makes me so mad (Taylor Swift, 2017)

Selama cruising altitude hingga landing, ga ada kejadian yang betul-betul spesial, segalanya terjadi secara normal. Cuman aku agak heran aja sih kenapa flight ini lumayan sepi. Apa mungkin gegara bukan long weekend? Tapi di flight ini dikit sih orang yang sebaya sama saya :)) Rata-rata isinya businessman ataupun orang yang lagi cuti atau pulang kampung sih.

Daan aku lupa inspeksi toilet :"

Singkatnya, kami memulai approach ke JOG, dan karena kita tahu kalau JOG adalah salah satu bandara tersibuk di pulau Jawa, jadi flight kami muter-muter sebanyak 4 kali. 3 kali di atas waduk Sermo, dan 1 kali terbang ke Godean lalu balik lagi ke Sermo wkwk.


Diatas waduk Sermo. Kalibiru mah lewattt


Overflying Malioboro, pemandangan biasa selama approach ke JOG :))


Dan akhirnya kami landing sekitar pukul 1600 WIB (ndak ada perbedaan waktu)

Flight saya dari Jakarta, makasih udah membawa saya pulang ke JOG!


Sabtu Sore di JOG

Kesimpulannya untuk penerbangan kali ini adalah: Sebuah flight dengan pelayanan yang cukup memuaskan dari Garuda Indonesia, dengan mungkin masih butuh perbaikan di sana-sini, seperti safety videonya yang sudah ketinggalan zaman, waktu antri takeoff yang lama dan IFE yang agak slow (bagian musik-nya kurang banyak, nggak sebanyak flight saya dulu di tahun 2015) Selebihnya baik2 saja..

Jadi, sekian untuk trip report kali ini, see you soon!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Glass Cockpit (IT on the Plane)

TEKNOLOGI APAAN TUH? Teknologi Glass Cockpit  merupakan teknologi yang diterapkan di kokpit pesawat yang terdiri dari perangkat elektronik digital, termasuk Layar LCD besar dibandingkan dengan teknologi lama yang penuh dengan tombol analog dan indikator. Teknologi ini mengintegrasikan kontrol pesawat, sistem autopilot, komunikasi, navigasi, dan sistem monitoring pesawat. Sebuah glass cockpit menggunakan beberapa layar yang dijalankan oleh sistem manajemen penerbangan yang bisa dikonfigurasikan untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Sekarang coba bandingin kedua gambar dibawah ini! Nah ini adalah kokpit dari sebuah Airbus A380 ( rilis 2005) yang telah menggunakan teknologi glass cockpit Dan ini adalah kokpit dari sebuah Boeing 747 seri lama (100) (rilis 1960-akhir) yang penuh dengan tombol dan indikator analog, yang tak memakai teknologi glass   cockpit  Nah, beda jauh kan? Teknologi ini juga memiliki peran yang besar untuk menyederhanakan tampilan pada kokpit dan m

Tips dan trik dalam Air Travelling

Sebelumnya, akan dijelaskan dulu apa yang menjadi maksud dari Air Travelling itu sendiri " Perjalanan udara adalah perjalanan yang menggunakan sarana transportasi seperti Pesawat Terbang, Helikopter, Balon Udara, Glider, Parasut, dan sebagainya. Penggunaan transportasi udara telah meningkat secara pesat dalam kurun beberapa dekade terakhir, dan sangat populer pada pertengahan tahun 1980-an hingga sekarang. Perjalanan udara dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu Penerbangan Domestik dan Penerbangan Internasional " Oke deh, langsung aja tips dan triks-nya 1. Pilih dan rencanakan rute-mu,  Nah perencanaan rute ini penting, soalnya dalam pemilihan rute ini kamu bakal bisa menghemat uangmu, misalnya kamu dari Jakarta mau ke Amsterdam, usahakan cari penerbangan yang langsung kesana, bukan transit sana-sini, karena kamu juga bisa menghemat uang, waktu serta tenaga. 2. Pilih maskapai dan tarif yang sesuai dengan kantong dan rute. Maskapai di dunia ini secara umum diba

Opini: "Amsterdam" oleh Coldplay

Halo! :D Post kelima mimin nih! :D Jadi kali ini mimin akan mengulas sedikit tentang Lagu besutan Coldplay (lagi) berjudul Amsterdam. Lagu ini baru aja kudenger (padahal lagu ini keluaran tahun 2002) pas bulan Juli 2013, saat awal - awal bulan puasa. Dan setelah berkali - kali kudenger ternyata lagu ini memiliki makna yang cukup mendalam dan membawa kesan yang galau dan sedih bagi pendengarnya. Judul lagunya ini kagak ada hubungannya sama sekali dengan lirik dari lagu ini. Hanya saja Chris Martin menulis lagu ini ketika berada di kota Amsterdam Yap, memang sedih, soalnya lagu ini menceritakan seorang yang kehilangan rasa kesenangannya dan menderita sesuatu yang mempengaruhi keteguhan mentalnya (entah depresi atau putus asa) serta penyesalan yang mendalam. Awalnya dia tetap sabar untuk menunggu bahwa dia akan mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, dia untuk meyakini bahwa itu akan menjadi kenyataan. Setelah lama menunggu, akhirnya hal itu tidak pernah datang, dan dia dirundu