Karena saya tidak terlalu pandai menulis, jadi apa yang saya tulis ini mayoritas bersifat eksplisit. Teks-teks yang implisit yang ada hanyalah merupakan suatu kebetulan saja, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, peace out! hehe.
sumber: favim.com dengan perubahan |
"...Wind in my hair, I was there, I remember it all too well."
(All Too Well. Taylor Swift. 2013)
Kalimat tersebut dikutip dari lagu yang digubah oleh Taylor Swift, di albumnya yang berjudul Red, berjudul "All Too Well". Sepahaman saya lagu itu menceritakan tentang seorang yang tiba-tiba teringat akan kenangan masa lalunya bersama orang yang ia cintai, dimana orang yang ia cintai itu hilang dari kehidupannya. Kenangan manis-pahit itu dipicu oleh obyek dan lokasi yang relatif terhadap kejadian bersama orang yang ia cintai itu di masa lalu. Apa yang Taylor Swift sampaikan lewat lagu tersebut merupakan sebuah kebenaran dan fakta. Fakta dimana semua orang pasti bakal mengalaminya, tidak peduli seberapa legowo dan cuek-nya seorang manusia itu.
Misalnya, ketika kita mulai mencium suatu aroma yang bisa berupa aroma alamiah, makanan, parfum ataupun pewangi yang spesifik, tiba-tiba otak kita akan menampilkan berbagai macam kenangan yang relatif terhadap aroma tersebut (contoh: mencium bau pantai, lalu teringat bahwa dulu saat balita sering dibawa bermain ke pantai). Disini, aroma merupakan salah satu dari obyek yang tidak hanya berisi data, tetapi juga berisi fungsi 'event trigger' yang berguna untuk memanggil memori (relatif dengan obyek tersebut) yang berisi kenangan masa lalu di otak kita.
sumber: spongebob.wikia.com |
Terkadang kita berfikir agar kita dapat mengalami kenangan indah dan manis itu lagi atau setidaknya melihat hal itu terjadi tepat didepan mata kita seolah-olah kita sedang menonton sebuah tayangan video di sebuah layar. Sayangnya, hal itu kemungkinannya sangat kecil untuk terwujud, karena waktu terus berjalan dan atribut beserta obyek yang menyertai kenangan tersebut pastilah berubah atau sudah hilang jika kita ingin mengulangi kenangan tersebut.
Tetapi beda halnya ketika kita dihadapi dengan kenangan pahit yang ditampilkan oleh obyek yang memiliki fungsi 'event trigger', maka kita akan meratapi dan menyesali tentang apa yang telah kita lakukan di masa itu, dan kita terkadang akan merasa bersalah dan ingin memperbaiki kenangan tersebut agar menjadi kenangan yang manis atau setidaknya kenangan yang acceptable, seperti kalimat berikut:
"Time won't fly, it's like I'm paralyzed by it
I'd like to be my old self again, but I'm still trying to find it"
(All Too Well. Taylor Swift. 2013)
Kabar baiknya, kenangan buruk tersebut merupakan senjata dan panduan kita yang paling efektif agar kita dapat mencegah kesalahan atau kegagalan di masa yang akan datang.
Yang menjadi tantangan adalah ketika obyek/lokasi yang punya fungsi 'event trigger' itu berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari alias tak terhindarkan, maka dapat berpotensi akan terjadinya kilas-kilas balik maupun lamunan manis di siang bolos bolong yang kadang menyenangkan untuk dilakukan. Tetapi pada akhirnya itu semua hanya sebatas imajinasi yang fiktif, tidak realistis dan berpotensi mengganggu konsentrasi kita dalam berkegiatan. Tetapi, tidak ada yang lebih manis daripada fiksi kan? Tidak tepat! Lagipula banyak hal-hal di kehidupan kita yang lebih menyenangkan dan manis daripada fiksi, kok! (Sweeter Than Fiction. Taylor Swift. 2013)
Bagi saya, agak susah untuk menerima kenyataan bahwa waktu itu terus berjalan secara konstan dan cepat. Ditambah lagi kenyataan bahwa apa yang ada di masa lalu belum tentu akan ada di masa depan, misalnya, yang namanya manusia pasti akan mengalami kematian. Seiring waktu berjalan, maka semakin dekat manusia dengan ajalnya. Misalnya, beberapa tahun lalu saya masih diajar oleh almarhum guru X dan Y saat saya masih di bangku SMA. Tapi kini, mereka sudah tiada... Kenyataan pahit lainnya adalah atribut dan sifat sebuah objek di masa lalu akan tidak sama di masa kini maupun di masa depan. Contohnya? banyak! Coba cek sekelilingmu, misalnya; cat tembok warnanya memudar, aturan dan birokrasi kini makin ketat, nilai uang di masa lalu sudah tidak sama lagi di masa depan, dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan adalah, jika kita terus-menerus memikirkan tentang masa lalu kita, maka kita akan melewatkan kesempatan kita untuk terus bergerak maju dan menginstropeksi diri. Masa lalu, baik ataupun buruk, memang harus diingat, tetapi jangan lupa bahwa waktu itu terus berjalan, bahwa kita masih memiliki tanggung jawab masing-masing selama kita masih hidup, dan bahwa kita seharusnya tidak boleh terbebani oleh masa lalu. Seperti yang sudah saya tulis di atas, masa lalu merupakan senjata dan panduan kita yang paling efektif agar kita dapat mencegah kesalahan atau kegagalan yang sama di masa yang akan datang.
Di sisi lain, masa lalu dan kenangan pahit merupakan senjata bagi sebagian orang untuk menjatuhkan orang yang ia benci maupun lawannya atau sebagai alat balas dendam atas apa yang terjadi di masa lalu, seperti tagline berikut:
sumber: news.nationalgeographic.com |
"Remember Pearl Harbor!"
Kenangan pahit Pearl Harbor sangat efektif dalam membangkitkan moral rakyat Amerika Serikat untuk melawan agresi militer Jepang semasa Perang Dunia II, hingga akhirnya meraih kemenangan. Tagline tersebut pun masih digunakan hingga sekarang, untuk mengenang korban jiwa dari serangan tersebut dan mengingatkan mantan musuh AS tersebut untuk tidak mengulanginya lagi.
Selain itu, ada kata-kata mutiara lain yang disampaikan oleh Bung Karno dalam pidato 17 Agustus 1966 beliau:
"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!"
(Ir. Soekarno, 1966)
Kesimpulannya, masa lalu itu boleh kita ingat, boleh kita kenang, dan boleh kita sesali, tetapi jangan sampai masa lalu membebani hidup kita di masa kini! Gunakanlah masa lalu untuk menguatkanmu, memotivasimu dan mencegahmu untuk mengulangi kesalahan!
sumber: azquotes.com |
Komentar
Posting Komentar