Sebagai seorang laki - laki, saya sama sekali tidak mengikuti perkembangan dunia kecantikan. Tetapi, jika saya diminta untuk menyebut 1 merk kosmetik Indonesia, hal pertama yang ada di pikiran saya adalah "Wardah". Seperti banyak orang pada umumnya, saya mengenal nama "Wardah" lebih dahulu daripada "Paragon". Tetapi, bukan berarti saya baru mengenal Paragon ketika saya mendekati lulus dan baru mencari pekerjaan. Berikut adalah perjalanan saya mengenal Paragon Technology and Innovation.
Exposure pertama saya terhadap Paragon (saat itu sebagai Pusaka Tradisi Ibu) adalah melalui brand Wardah. Saya ingat kala itu di tahun 2009, orang tua saya selesai menunaikan ibadah haji, Ibu saya membawa pulang beberapa produk Wardah, salah satu yang paling saya ingat adalah Lip Balm. Lip Balm itu akhirnya selalu saya pakai karena bibir saya selalu kering dan tidak lembab, dan jika Lip Balm itu habis, Lip Balm tersebut di beli lagi. Lalu di 2011, kami sekeluarga menjalankan ibadah umroh, dan Ibu saya mendapat / membeli beberapa produk Wardah, salah satunya juga Lip Balm. Lalu, saya juga mulai memperhatikan perkembangan popularitas brand Wardah yang semakin menguat melalui kampanye komestik halal mereka di media.
Exposure selanjutnya adalah ketika saya memasuki perkuliahan di tahun 2015. Kala itu saya sedang berjalan di gedung utama fakultas saya, yaitu Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM, lalu saya melihat beberapa signage di depan spot belajar yang bertuliskan "Paragon Technology and Innovation" dan "Wardah". Dari signage tersebut, menunjukkan bahwa Paragon dan Wardah pernah menjalankan kampanye Corporate Social Responsibility - nya di UGM, selain Bank Mandiri dan BNI yang saat itu saya ketahui.
Saat itu saya belum mengenal Paragon, dan tidak mengetahui bahwa merk Wardah itu milik Paragon. Saya berasumsi bahwa Paragon adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan inovasi tanpa tahu apa-apa soal produknya. Barulah ketika saya googling dan akhirnya, menemukan bahwa Paragon Technology and Innovation merupakan perusahaan FMCG yang bergerak di bidang...kosmetik, dimana Wardah adalah salah satu merk kosmetik yang diproduksi Paragon. Dan selanjutnya ketika masa perkuliahan saya semakin sering mendengar nama Paragon yang menjadi salah satu perusahaan yang banyak diminati oleh para fresh graduate dari senior-senior di jurusan saya maupun jurusan tetangga.
Exposure terakhir saya sebelum bekerja di Paragon adalah ketika saya mengikuti seminar hiring yang dilakukan oleh Paragon di bulan November 2019 yang lalu. Ketika saya mengikuti workshop tersebut saya mendapat exposure dari sisi internal Paragon, yaitu spesifik di Direktorat Information Technology. Saya tertarik dengan kesempatan untuk bergabung dengan Paragon, dimana mereka sedang membuka posisi Software Engineer yang memiliki job description yang cocok dengan latar belakang dan kemampuan saya, dan fakta bahwa Paragon selalu terus berkembang dan ber-inovasi. Di saat seminar itu pula saya baru mengetahui bahwa Paragon juga memiliki 2 brand kosmetik selain Wardah, yaitu Emina dan Make Over.
Jujur, sebenarnya saya tidak terpikir untuk bekerja di perusahaan yang berfokus di bidang kosmetik. Tetapi saya memutuskan untuk mendaftar dan bergabung di Paragon, selain karena berbagai pengenalan dan exposure masa lalu, juga karena saya dapat memberi kontribusi yang impactful dan berkembang seiring berkembangnya Paragon. Sejak awal bekerja di Paragon hingga saat ini, dalam pekerjaan keseharian dan sesi-sesi pembelajaran yang saya jalani, saya pun terus menemukan hal-hal positif dan inspiratif yang membuat saya bersyukur menjadi seorang Paragonian, meningkatkan semangat kerja dan membantu saya dalam mengawali karir saya sebagai Software Engineer.
Komentar
Posting Komentar